Gathering Soccer Mania yang diselenggarakan Tabloid SOCCER dan DuniaSoccer.com , Sabtu (29/1) berlangsung meriah. Peserta diskusi yang sebagian besar merupakan suporter sepak bola tanah air sudah mulai datang sejak pukul 12.00 WIB. Acara sendiri baru dimulai pukul 13.00 WIB.
Perwakilan suporter berbagai daerah tampak menghadiri gathering kali ini. Di antaranya terlihat kelompok suporter Manado United, Spartacks, Snex, Joglosemar, maupun Singamania.
Selain acara kumpul-kumpul bersama sesama penggila bola, agenda gathering kali ini juga berisi diskusi mengenai penggunaan dana APBD pada klub-klub sepak bola di Indonesia.
Hadir dalam diskusi, Andibachtiar Yusuf sebagai moderator dan lima pembicara lainnya. Mereka adalah Velix Wanggai (Staf Khusus Presiden RI bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi), Emerson Yuntho (Indonesian Corruption Watch ), Apung Widadi (Save Our Soccer ), dan Ahmad Bakir Alatif (kasubdin dan direktur pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah).
Dalam diskusi ini ICW mengungkapkan pemberian APBD kepada klub sarat korupsi. Bahkan, terkadang jumlahnya jauh lebih besar dari alokasi ke bidang lainnya. Selain itu, ICW juga menyoroti tidak transparannya PSSI dalam melaporkan penggunaan dana tersebut.
“Dana APBD seringkali disalahgunakan. Transparasi dan akuntabilitas dana APBD untuk klub tidak pernah transparan," sebut Emerson Yuntho mewakili ICW.
Dede Yusuf sendiri meyakini sepak bola Indonesia bisa hidup tanpa APBD. "Saya lebih setuju APBD dialokasikan untuk sarana dan prasarana sepak bola ketimbang buat klub," tegas Wakil Gubernur Jawa Barat itu.
Pada sesi tanya jawab yang berlangsung seru, dapat dikatakan para suporter pun sepakat dana APBD tidaklah tepat untuk digunakan pada klub. Dana APBD seharusnya lebih ditujukan kepada pembinaan dini yang memiliki keterkaitan dengan bidang pendidikan.
Pada akhir sesi, para suporter bersama-sama memanjatkan doa bagi kemajuan sepak bola Indonesia. Salah satu doa berisi harapan para suporter agar mendapat pemimpin amanah demi kemajuan sepak bola nasional.(brn)
http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Indonesia/Kompetisi-Indonesia-Lain/News/Suporter-Indonesia-Ingin-Sepak-Bola-Yang-Bersih
Perwakilan suporter berbagai daerah tampak menghadiri gathering kali ini. Di antaranya terlihat kelompok suporter Manado United, Spartacks, Snex, Joglosemar, maupun Singamania.
Selain acara kumpul-kumpul bersama sesama penggila bola, agenda gathering kali ini juga berisi diskusi mengenai penggunaan dana APBD pada klub-klub sepak bola di Indonesia.
Hadir dalam diskusi, Andibachtiar Yusuf sebagai moderator dan lima pembicara lainnya. Mereka adalah Velix Wanggai (Staf Khusus Presiden RI bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi), Emerson Yuntho (Indonesian Corruption Watch ), Apung Widadi (Save Our Soccer ), dan Ahmad Bakir Alatif (kasubdin dan direktur pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah).
Dalam diskusi ini ICW mengungkapkan pemberian APBD kepada klub sarat korupsi. Bahkan, terkadang jumlahnya jauh lebih besar dari alokasi ke bidang lainnya. Selain itu, ICW juga menyoroti tidak transparannya PSSI dalam melaporkan penggunaan dana tersebut.
“Dana APBD seringkali disalahgunakan. Transparasi dan akuntabilitas dana APBD untuk klub tidak pernah transparan," sebut Emerson Yuntho mewakili ICW.
Dede Yusuf sendiri meyakini sepak bola Indonesia bisa hidup tanpa APBD. "Saya lebih setuju APBD dialokasikan untuk sarana dan prasarana sepak bola ketimbang buat klub," tegas Wakil Gubernur Jawa Barat itu.
Pada sesi tanya jawab yang berlangsung seru, dapat dikatakan para suporter pun sepakat dana APBD tidaklah tepat untuk digunakan pada klub. Dana APBD seharusnya lebih ditujukan kepada pembinaan dini yang memiliki keterkaitan dengan bidang pendidikan.
Pada akhir sesi, para suporter bersama-sama memanjatkan doa bagi kemajuan sepak bola Indonesia. Salah satu doa berisi harapan para suporter agar mendapat pemimpin amanah demi kemajuan sepak bola nasional.(brn)
http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Indonesia/Kompetisi-Indonesia-Lain/News/Suporter-Indonesia-Ingin-Sepak-Bola-Yang-Bersih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar