Song : Kutatap dunia terasa perih luka di dada
Pertempuran manusia yang buta indahnya perbedaan
Ooo indahnya
Kubisa engkaupun bisa melupakan kebencian yang ada
Bersama kita terluka bersama kita bisa tertawa
Dan tertawa
Reff :
Ayo bangun dunia di dalam perbedaan
Kita satu tetap kuat kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa
Sedikit syair dari group band punk rock Superman Is Dead (SID) asal Bali yang beranggotakan Bobby Kool (gitaris, vokal), Eka Rock (bassis), dan Jerinx (drummer). Band ini terbentuk atas duo drummer Booby Kool dan Jerinx di Kuta pada tahun 1995, kemudian Eka Rock baru bergabung terakhir. Udah lama aku denger lagu ini cuma sekilas-sekilas gak terlalu diperhatikan banget, tetapi pas JP Millenix si drummer cilik memainkan lagu ini dalam performencenya di Indonesia Mencari Bakat, kok jadinya asyik banget maka segera search di internet nyariin lagu ini.
Guys, ini cuma lagu tapi bro syairnya man nyentuh banget. Ceritanya tentang Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua. Indonesia negara kita tercinta ini terdiri dari banyak pulau. Dari Sabang sampai Merauke, dari Minangas sampai Pulau Rote berjajar begitu banyak pulau. Belum lagi suku, agama dan bahasa. Ada cerita dikit masalah bahasa teman. Coba kita main ke Jawa Tengah, satu propinsi itu memakai bahasa Jawa. Semarang pakai bahasa Jawa, ke Klaten pakai Bahasa Jawa, ke Cepu pakai bahasa Jawa juga, cuma kalau main ke Cilacap atau Tegal bahasa nya yang mulai agak aneh tapi tetap Jawa juga. Nah sekarang aku ajak main ke Propinsi Sumatera Selatan yang menurutku Propinsi yang paling kaya bahasanya di Indonesia ini. Di kota kelahiranku Palembang dipakai bahasa Palembang, keluar sedikit ke Kabupaten Banyuasin haiyaa bahasanya udah beda, terus ke Ogan Komering Ulu tempat kelahiran akasku sama ombayku beda lagi bahasanya yaitu bahasa
Komering, terus ke Sekayu ya ampun beda lagi. Coba deh dengerin Mang beat sama Ryaen kalau lagi ngobrol bahasa Ranau yang dipakai atau Bunda Novi sama Yudi suara Lahat FM yang terdengar. Aku yang dengerin, paling cuma bergumam dalam hati, kira-kira disini presidennya masih SBY gak ya. Wkwwkwkwkwk pisssssss. Inilah hebatnya Indonesia, untung kita masih punya bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.
Akhir bulan Desember di tahun 2010, euforia Timnas Indonesia ada dimana-mana. Semuanya cerita tentang kehebatan Tim Garuda Indonesia. Suporter yang dulunya saling gesek sekarang akur untuk mendukung Timnas. Singa Mania, Spartack’s, The Jak mania, Bobotoh, Viking, Snex, Slemania, Pasopati, Bonek Mania, Delta Mania, Aremania, Persiba Fans Club, Pusamania, The Macz Man, Persipura Mania dan masih banyak lagu berteriak satu suara untuk memberikan dukungan fanatisme untuk Timnas Garuda. Merinding aku sewaktu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di GBK bersama 85 ribu suporter Indonesia. Setelah itu Garuda Didadaku berkumandang di GBK. Bukan hanya di GBK, tetapi disetiap tempat, café-café yang biasanya nobar tim asing sekarang mengadakan nobar timnas Garuda. Di daerah-daerah lain juga mengadakan nobar bareng sampai heboh sambil membawa drum, memakai jersey Timnas dan bentuk dukungan lainnya. Firman Utina, Christian Gonzales, Irfan Bachdim, Hamka
Hamzah, Bambang Pamungkas, M. Nasuha, Ahmad Bustomi, Markus Horison, Zulkifli Syukur, Maman Abdurrahman, M. Ridwan, Yongki Ari Wibowo, Arief Suyono, Ferry Rotinsulu, Kurnia Mega, Tony Sucipto, M. Roby, Oktovianus Maniani, Yesaya Desnam, Benny Wahyudi, Eka Ramdani dan Johan Juansyah adalah pemain pilihan coach Alfred Riedl yang berasal dari tim-tim yang berlaga di ISL. Mereka diberi kepercayaan mengemban tugas negara untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di Asia Tenggara. Euforia ini bukan hanya dirasakan oleh pecinta sepakbola Indonesia tetapi juga oleh kaum Adam dan hawa yang sebenernya ada yang gak suka sepakbola Indonesia jadi seneng dengan Timnas Indonesia. Apalagi ngeliat Irfan Bachdim, unyu-unyu buanget geto loh kata cewek-cewek. Dimana-mana pakai jersey merah Garuda didadaku, kaos yang ada tulisan dukungan untuk timnas habis ludes di pasaran, nih liat t-shirt Polo yang ada bordir Garuda, merah putih dan Indonesia dibelakangnya sekitar 1 bulan
yang lalu harganya masih Rp. 35.000-Rp. 45.000 coba sekarang naik jadi Rp. 50.000-Rp. 70.000 itupun kalau stoknya masih ada. Dijalan-jalan atau di pusat perbelanjaan sekarang orang bangga memakai jersey Garuda daripada memakai jersey Liverpool, Barcelona atau klub eropa lainnya. Satu nusantara bersatu oleh dukungan fanatisme untuk Tim Nasional Indonesia. Pak SBY dan Ibu Ani pun ikut menonton loh. Bahkan pada saat kita melakukan Mexican Wave (kalau di Indonesia terkenal dengan atraksi ombak/gelombang, atraksi ini dipopulerkan oleh para suporter di Mexixo pada saat piala dunia 1986) dua tokoh Indonesia ini juga ikut atraksi bersama 85.000 suporter di GBK. Satu suara, satu dukungan, satu lagu Garuda Didadaku, Garuda Kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang. Indahnya dalam perbedaan tapi bersatu padu dukung Indonesia. Pak SBY bilang “kalau Indonesia menang kita harus bersyukur dan jika Malaysia kalah kita mesti bersyukur juga”. Aya aya wae nih Pak
SBY sami mawon atuh pak.
Bicara masalah perbedaan juga bisa membuat intrik negative. Contoh 2 kelompok suporter Singa Mania dan Beladas. Beladas terbentuk dari gabungan 2 suporter yaitu SMS dan Simanis, sedangkan Singa Mania lebih memilih berdiri sendiri. Dua-duanya sama dukung Sriwijaya tetapi karena Singa Mania tidak mau bergabung, Singa Mania dimusuhi bahkan oleh ‘orang –orang besar’. Intimidasi, caci maki bahkan adu pukul untuk menyurutkan langkah Singa Mania. Tiketpun dinaikkan, lucunya lagi hanya satu-satunya tribun yang tidak mengalami penurunan harga bahkan satu-satunya tribun yang harganya naik. Untung saja Singa Mania itu orang-orangnya kaya semua gak peduli tiket naik lagi yang penting dukungan untuk Sriwijaya. Apakah harus pakai tinju biar Singa Mania mau bergabung, apakah harus pakai bom waktu biar Singa Mania takut. Percaya deh pak semua usaha tersebut tidak akan menyurutkan langkah Singa Mania sedikitpun. Mentang-mentang baju kebesaran Singa Mania hijau
dibilangin boneklah atau geng beratribut. Haiya gila kali tu orang ya
Ada yang lucu bin ajaib pada saat aku pulang liburan lebaran kemaren dan sempat bertanya kepada salah satu anggota kelompok pendukung Sriwijaya kenapa sih gak suka dengan Singa Mania. Jawabannya buat aku kaget yaitu Singa Mania tidak mau pakai baju kuning. Pikirku mungkin cuma ni anak saja yang berpikir seperti itu gak taunya sama saja, yang lain aku tanya jawabannya sama masalah warna. YA ROBB (bukan ya kelambet ya kata mang Erick Litus) Cuma masalah warna. Haalllllllooooooooo yang bener aja man, masak masalah warna bikin kita pecah saudara, kita tawuran saling serang di dunia maya maupun di dunia nyata. Kalau beda emang kenapa, hak Singa Mania lah memilih warna hijau sebagai kebesarannya. Nah yang harus dimasalahkan itu seharusnya Singa Mania tidak dukung Sriwijaya, itu baru dipertanyakan. Coba deh kalau teman-teman main ke Jakarta, coba tanya sama The Jak Mania siapa yang lebih akrab ditelinga mereka Singa Mania atau Beladas, siapa yang membuka pintu
menuju stadion Siliwangi yang terkenal angker bagi kelompok suporter lain agar bisa masuk ya Singa Mania. Ketua Bomber menerima bahkan The Vikers pun menyambut dengan tangan terbuka. Singa Mania tidak mencari rusuh tetapi mencari teman. Enakloh kalu punya sahabat bukan mencari musuh.
Dan lebih keren lagi ada salah satu komen di status facebook yang membanggakan ketuanya seorang sarjana berpendidikan. Alamak tu orang salah minum obat kali ya. Untuk jadi ketua kelompok suporter tidak dibutuhkan Bachelor of Degree, Curiculum Vitae, Certificate of Analysis, Experience Job and excetra. Yang dibutuhkian adalah mampu berorganisasi, mampu mengorganisir kelompoknya, bertindak positif, loyalitas dan fanatisme terhadap klub dan kelompok, bisa membaur dan bekerja sama dengan kelompok suporter lain untuk menjalin komunikasi dan silaturahim, dan bisa menjaga nama baik kelompok dan klub. Jika terjadi clash dengan kelompok lain maka wajib sang ketua mendamaikan dan mencari jalan tengah dengan pikiran jernih agar tidak terjadi konflik berkepanjangan. Bukan jadi kompor ya, kalau mau jadi kompor mendingan ke gunung Merapi saja lumayan bisa berguna untuk dipakai menanak nasi.
Ayo deh berpikir jernih lagi, hilangkan semua kekesalan dan dendam yang ada. Perbedaan itu adalah rahmat, maka jadikan perbedaan itu membuat kita jadi kuat. Sebagai muslim bukankah kita mengenal mazhab yang beda. Walaupun beda semuanya tetap berjalan beriringan dan sesuai keyakinannya hanya mengharapkan ridho ALLAH SWT. Pelangi banyak warnanya, tapi indahkan melengkung rapi pada satu garis. Berpikir pakai otak yang jernih, buang negative yang ada dan wujudkan silaturahim antara kita. Semakin Singa mania diusik maka akan semakin kuat Singa Mania bertahan.
Jangan tanya masalah loyalitas dan militansi kepada Singa Mania karena gak bakalan bisa diikuti. Tapi bicaralah persaudaraan, saling menghargai, menghormati sehingga terwujud sikap saling saudara yang akan membuat kita jadi kuat dan semakin bersatu padu mendukung Sriwijaya. Salut untuk Sriwijaya Facebook Community (mang Aan, mang Boni, mang Apenk, mang 2 Agus, mang Miril, Bik Yuli, Bik septi dan masih banyak lagi capek ngetiknya satu persatu groupnya saja sudah tembus 17 ribu lebih, komennya asyik dan yang paling ditunggu komennya ksatria baja hitam, isi neraka dan komunitas black list lainnya) totalitas dukung Sriwijaya dari dunia maya maupun nyata, akur selalu (akor garo-garo) dan yang pasti banyak saudara (awesome, gak slah aku bersahabat dengan kalian). Sriwijaya hanya butuh dukungan bukan penjilat.
Aku bangga menjadi salah satu bagian dari Singa Mania walaupun kalau nonton jarang pakai baju hijau senengnya pakai baju hitam dengan gambar kepala singa dibelakang heheheh yang penting dukung Sriwijaya. Enak loh jadi suporter jadi banyak teman, banyak saudara apalgi kalu ceritanya di stadion satu tribun, satu dukungan dan satu lagu Yooo Ayo Ayo Sriwijaya kuingin kita harus menang. Bisa kenal dengan pak Wo, kak Ujang, Kak dery, Iwan, Bunda, Mami, Ryaen, mang beat, kak Ilal, Sabit, Mang boim, mang sogy, arief, adi, toro, syarief, maurice, kak Handy, dian , Zie zie dan semua anggota Singa Mania seantero jagad raya. Dulu waktu masih dukung Krama Yudha Tiga Berlian di stadion Patra Jaya Plaju paling yang ada teriakan GOOOOLL, YAAA, WOOOY atau DAK PACAK BALLEK KAU, tapi kalau sekarang bisa joget bareng.
Oleh karena itu saudara-saudaraku semua. Ayo deh kita sama-sama berpegang tangan kembali biarlah perbedaan warna tetap ada tapi jangan sampai hati kita juga rusak sehingga ada dendam diantara kita. Temanku sudah dilarang oleh orang tuanya datang ke GSJ gara-gara ribut melulu. Coba seandainya perbuatan orang tuaku ini diikuti oleh 50 % saja orang tua yang ada di Palembang, aku yakin GSJ sepi penonton. Partai kandang tak ubahnya seperti partai tandang. Aku malah merasa lebih aman nonton partai tandang daripada partai kandang karena selalu diliputi rasa was-was. Biarkan semua berjalan sendiri, aku yakin Singa Mania tidak anti terhadap warna kuning banyak kok anggotanya pakai warna kuning. Aku malah punya koleksi jersey Sriwijaya kuning dan sering dipakai bahkan buat jalan-jalan.
Teman-teman sekalian perbedaan jangan buat kita bercerai tapi dengan perbedaan akan semakin KUAT KITA BERSINAR. NO ANARKI, NO TAWURAN , JUST GOOD FOOTBALL INDONESIA. YANG GALAK BIKIN RUSUH DIDOAI JADI BUYAN, BENGAK, SEKALIAN JADI WONG GILO. Because WE ARE “BEDOLOR GALO”.(ejp)
Rabu, 22 Desember 2010
KUAT KITA BERSINAR
Pemain Filipina Layak Bermain Di Indonesia yaitu Sriwijaya Fc
Wow! Philip Younghusband dan Neil Etheridge tergiur untuk membela klub Superliga Indonesia Sriwjaya FC
Wajar saja bila kedua pemain Pinoy tersebut sama sekali tidak keberatan untuk bermain di Indonesia. Sepanjang dua leg semi-final melawan Indonesia, Filipina merasakan atmosfer penonton yang begitu dahsyatnya.
Walaupun kalah agregat 2-0 dari Indonesia di semi-final AFF Suzuki Cup 2010, skuad Filipina bisa angkat koper dengan kepala tegak. Ribuan penonton yang memadati Gelora Bung Karno sepanjang dua leg menyaksikan perlawanan ketat antara Filipina dan Indonesia.
Usai pertandingan Minggu (19/12), para pemain dan ofisial Filipina kembali ke Hotel Sultan bak pahlawan di negeri orang. Begitu tiba di lobi, ratusan pendukung Merah-Putih rela mengantri untuk mendapatkan foto bareng dengan sejumlah pemain Filipina.
Pelatih Simon McMenemy pun seperti piala bergilir. Pria kelahiran 6 Desember 1977 itu menghabiskan waktu hampir satu jam untuk melayani sesi pemotretan dan tanda tangan bersama fans. Tak sedikit di antara kaum Hawa yang mengerumuni pelatih Filipina asal Inggris tersebut.
Sama halnya dengan Younghusband bersaudara, Philip dan James, serta kiper Neil Etheridge yang memperkuat klub Liga Primer Inggris, Fulham. Penampilan tiga pemain ini menyedot perhatian penonton sepanjang turnamen.
Younghusband bersaudara pernah menghabiskan karier remaja mereka di Chelsea. Namun saat ini, keduanya berstatus free agent, bebas transfer dan tidak mempunyai klub tetap. Hal ini membuat GOAL.com penasaran: apakah mereka tertarik bermain di Indonesia?
"Tentu saja!" kata Philip ketika ditanyai kesediaannya.
Ia balik bertanya: "Klub mana?"
Awalnya GOAL.com enggan menjawab. Namun mengingat Ivan Kolev sedang mempertimbangkan striker Asia, Sriwijaya FC Palembang pun disebut sebagai salah satu calon klub yang mungkin cocok bagi Philip atau James.
Etheridge yang duduk di sebelah Philip menguping dan ingin terlibat dalam pembicaraan ini.
"Bagaimana dengan saya?" tanya Etheridge dengan logat Inggris.
Etheridge mengatakan, kontraknya di Fulham akan habis pada akhir musim ini. Ia sedang mempertimbangkan hengkang ke klub baru agar dapat bermain secara reguler, karena dirinya di Fulham hanya ditempatkan sebagai kiper keempat, dan tahun lalu pernah dipinjamkan ke Leatherhead, sebuah klub divisi regional di Inggris.
Saat ini setiap klub Superliga Indonesia boleh diperkuat lima pemain asing dengan kuota 3+2, tiga pemain di luar Asia plus dua pemain Asia.
Memasuki bursa transfer pertengahan musim, bukan tidak mungkin beberapa bintang Filipina kembali mendarat di Indonesia dalam waktu dekat ini. Sekarang pertanyaannya, siapa saja yang tertarik?
Wajar saja bila kedua pemain Pinoy tersebut sama sekali tidak keberatan untuk bermain di Indonesia. Sepanjang dua leg semi-final melawan Indonesia, Filipina merasakan atmosfer penonton yang begitu dahsyatnya.
Walaupun kalah agregat 2-0 dari Indonesia di semi-final AFF Suzuki Cup 2010, skuad Filipina bisa angkat koper dengan kepala tegak. Ribuan penonton yang memadati Gelora Bung Karno sepanjang dua leg menyaksikan perlawanan ketat antara Filipina dan Indonesia.
Usai pertandingan Minggu (19/12), para pemain dan ofisial Filipina kembali ke Hotel Sultan bak pahlawan di negeri orang. Begitu tiba di lobi, ratusan pendukung Merah-Putih rela mengantri untuk mendapatkan foto bareng dengan sejumlah pemain Filipina.
Pelatih Simon McMenemy pun seperti piala bergilir. Pria kelahiran 6 Desember 1977 itu menghabiskan waktu hampir satu jam untuk melayani sesi pemotretan dan tanda tangan bersama fans. Tak sedikit di antara kaum Hawa yang mengerumuni pelatih Filipina asal Inggris tersebut.
Sama halnya dengan Younghusband bersaudara, Philip dan James, serta kiper Neil Etheridge yang memperkuat klub Liga Primer Inggris, Fulham. Penampilan tiga pemain ini menyedot perhatian penonton sepanjang turnamen.
Younghusband bersaudara pernah menghabiskan karier remaja mereka di Chelsea. Namun saat ini, keduanya berstatus free agent, bebas transfer dan tidak mempunyai klub tetap. Hal ini membuat GOAL.com penasaran: apakah mereka tertarik bermain di Indonesia?
"Tentu saja!" kata Philip ketika ditanyai kesediaannya.
Ia balik bertanya: "Klub mana?"
Awalnya GOAL.com enggan menjawab. Namun mengingat Ivan Kolev sedang mempertimbangkan striker Asia, Sriwijaya FC Palembang pun disebut sebagai salah satu calon klub yang mungkin cocok bagi Philip atau James.
Etheridge yang duduk di sebelah Philip menguping dan ingin terlibat dalam pembicaraan ini.
"Bagaimana dengan saya?" tanya Etheridge dengan logat Inggris.
Etheridge mengatakan, kontraknya di Fulham akan habis pada akhir musim ini. Ia sedang mempertimbangkan hengkang ke klub baru agar dapat bermain secara reguler, karena dirinya di Fulham hanya ditempatkan sebagai kiper keempat, dan tahun lalu pernah dipinjamkan ke Leatherhead, sebuah klub divisi regional di Inggris.
Saat ini setiap klub Superliga Indonesia boleh diperkuat lima pemain asing dengan kuota 3+2, tiga pemain di luar Asia plus dua pemain Asia.
Memasuki bursa transfer pertengahan musim, bukan tidak mungkin beberapa bintang Filipina kembali mendarat di Indonesia dalam waktu dekat ini. Sekarang pertanyaannya, siapa saja yang tertarik?
Setidaknya dua bintang Filipina tertarik merumput di Indonesia...
Langganan:
Postingan (Atom)